Kamis, 28 Juni 2007

PERIODISASI KEHIDUPAN PALING AWAL DI INDONESIA

PERIODISASI KEHIDUPAN PALING AWAL DI INDONESIA

Berdasarkan hasil-hasil kebudayaan yang ditinggalkan oleh masyarakat di kepulauan Nusantara sebelum mengenal tulisan, maka kehidupan masyarakat paling awal di Indonesia oleh para ahli di bagi menjadi dua zaman. Dua zaman tersebut yaitu:
A. Zaman Batu
• Zaman batu tua ( Paleolithikum)
• Zaman batu madya (Mesolithikum)
• Zaman batu muda ( Neolithikum)
• Zaman batu besar ( Megalithikum)
B. Zaman Logam
• Zaman tembaga
• Zaman perunggu
• Zaman besi
Di Asia Tenggara, termasuk Indonesia tidak mengenal zaman tembaga. Demikian juga peninggalan zaman besi jumlahnya juga sangat sedikit dan waktunya bersamaan dengan zaman perunggu sehingga di Indonesia hanya mengenal zaman perunggu saja.
A. ZAMAN BATU
 Zaman Batu Tua ( Paleolithikum)
Zaman ini berlangsung kurang lebih 600.000 tahun. Perkembangan kebudayaan pada zaman ini sangat lambat akibatnya keadaan alam yang masih sangat labil dan liar. Alat-alat yang di gunakan pada zaman ini masih sangat kasar sebab teknik pembuatannya masih sangat sederhana.
Berdasarkan tempat penemuannya, hasi-hasil kebudayaan zaman batu tua di Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu kebudayaan Ngandong dan kebudayaang Pacitan.
Tabel Kebudayaan Zaman Paleolithikum
Hasil kebudayaan Cara Hidup Pendukung
 Kebudayaan Pacitan
- kapak genggam
- kapak perimbas
- alat serpih

 Kebudayaan Ngandong
- kapak genggam
- alat dari tulang dan
- tanduk rusa
- alat serpih(flake)  berburu dan mengumpulkan makanan (food gathering)
 berpindah-pindah(nomaden)
 mengenal api
 memelihara hewan
 hidup di padang rumput  Phitecanthropus Erectus




 Homo Soloensis
 Homo Wajakensis

 Zaman Batu Madya ( Mesolilthikum)
Zaman batu madya ini berlangsung pada kala Holosen. Perkembangan kebudayaan pada zaman ini berlangsung lebih cepat daripada zaman batu tua. Hai ini disebabkan karena :
1. Keadaan alam sudah tidak liar dan selabil zaman batu tua sehingga dalam waktu kurang lebih 20.000 tahun hingga zaman sekarang.
2. Pendukung zaman ini adalah manusia cerdas ( Homo Sapiens)
Alat-alat yang digunakan dari zaman batu tua masih digunakan dan dikembangkan serta mendapat pengaruh dari Asia Daratan sehingga mempunyai corak tersendiri.

Tabel Kebudayaan Zaman Mesolithikum
Hasil kebudayaan Cara Hidup Pendukung
 Kapak genggam Sumatra (pebble culture)
 Alat-alat dari tulang dan tanduk (bone culture)
 Alat-alat serpih (flakes)
 Kapak pendek (hache courte)
 Gerabah
 Lukisan dinding gua  Berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut
 Sebagian masih nomaden
 Sebagian sudah mulai menetap bertempat tinggal di gua-gua (Abris Sous Roche)
 Sebagian lagi hidup di pesisir menangkap ikan dan kerang (kyokkenmodinger)
 Menetap sementara/ semi sedente  Papua Melanesoid, nenek moyang dari suku Papua
 Sakai (Siak)
 Semang (Malaysia)
 Atca (Filipina)
 Aborigin (Australia)


 Zaman Batu Muda ( Neolithikum)

Perkembangan kebudayaan pada zaman batu muda ini sudah sangat maju daripada zaman-zaman sebelumnya.
Hal ini disebabkan adanya migrasi secara bergelombang penduduk proto melayu dari Yunnan, Cina Selatan ke Asia Tenggara, termasuk ke Indonesia. Adanya migrasi ini membawa kebudayaan kapak persegi. Menurut R. Soekmono, kebudayaan Neolithikum sebagai dasar kebudayaan Indonesia sekarang.
Alat-alat yang digunakan sudah sangat halus pembuatannya karena mereka sudah mengenal teknik mengasah dan mengupam.







Tabel Kebudayaan Zaman Neolithikum

Hasil Kebudayaan Cara Hidup Pendukung

 Kapak persegi
 Kapak lonjong
 Kapak bahu
 Gerabah
 Perhiasan (gelang dan manik-manik)
 Alat pemukul kayu

 Revolusi Neolitik
 Hidup menetap bertempat tinggal di rumah-rumah sederhana
 Membentuk perkampungan
 Bercocok tanam dan beternak
 Menggunakan bahasa Melayu Polinesia (Austronesia)
 Indonesia Barat
 Proto Melayu 2000 SM nenek moyang suku bangsa: Nias, Toraja, Sasak, Batak
 Indonesia timur
 Papua Melanesid

 Zaman Batu Besar ( Megalithikum)
Kebudayaan Megalithikum adalah kebudayaan yang utamanya menghasilkan bangunan-bangunan monumental yang terbuat dari batu-batu besar dan masif. Bangunan Megalithik ini digunakan sebagai sarana pemujaan dan penghormatan terhadap arwah nenek moyang. Kebudayaan ini muncul pada zaman Neolithikum dan berkembang luas pada zaman logam.
Hasil-hasil terpenting dari kebudayaan Megalithikum sebagai berikut:
 Menhir adalah tiang atau tugu batu yang terbuat dari batu tunggal dan ditempatkan pada suatu tempat. Menhir ini biasanya digunakan sebagai sarana pemujaan arwah nenek moyang, sebagai tempat memperingati seseorang (kepala suku) yang telah meninggal dan sebagai tempat menampung kedatangan roh. Banyak ditemukan di Pasemah, Sumatra Selatan.
 Kubur peti batu adalah peti jenazah yang terpendam di dalam tanah berbentuk persegi panjang dan sisi-sisinya terbuat dari lempengan-lempengan batu. Banyak ditemukan di Kuningan, Jogjakarta tepatnya di Wonosari, Sumatra Selatan.
 Dolmen adalah meja batu tempat sesaji. Dolmen berupa meja batu berkaki menhir seperti yang ditemukan di Pasemah, Sumatra Selatan. Ada pula dolmen yang digunakan sebagai kubur batu seperti yang ditemukan di Bondowoso dan Merawan, Jawa Timur.
 Punden berundak adalah bangunan pemujaan yang bertingkat-tingkat atau berundak-undak. Kelak akan menjai cikal bakal bentuk candi di Indonesia. Banyak ditemukan di daerah Cisolok, Sukabumi.
 Sarkofagus atau keranda adalah peti jenazah yang berbentuk seperti palung atau lesung tetapi mempunyai tutup. Sarkofagus banyak ditemukan di Bali dan di Sumbawa Barat.
 Arca, arca ini banyak ditemukan di Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. Arca tersebut menggambarkan manusia dan binatang seperti gajah, harimau, kera, babi rusa.
 Waruga adalah peti jenazah kecil yang berbentuk kubus dan di tutup dengan batu lain yang berbentuk atap rumah. Ditemukan di Minahasa.
 Von Heine Gelder membagi penyebaran kebudayaan Megalithik ke Indonesia menjadi 2 gelombang. Yakni :
 Megalithik Tua: menghasilkan menhir, punden berundak, dan arca statis. Menyebar ke Indonesia pada zaman Neolithikum (2500-1500 SM). Pendukungnya adalah Proto Melayu.
 Megalithik Muda: menghasilkan dolmen, kubur peti batu, sarkofagus, waruga, arca. Menyebar pada zaman perunggu (1000-100SM). Pendukungnya adalah Deutro Melayu.

B. ZAMAN LOGAM
Pada zaman ini penduduk di Nusantara telah mampu mengolah dan melebur logam. Kepandaian ini diperoleh setelah menerima pengaruh dari kebudayaan Dongson (Vietnam).

a. Hasil-hasil kebudayaan
Hasil-hasil kebudayaan dari zaman logam berupa nekara, kapak corong, candrasa,bejana perunggu, arca-arca, gerabah dan benda-benda dari besi.
1) Nekara
Nekara adalah gendering besar yang terbuat dari perunggu, berpinggang di bagian tengahnya dan tertutp di bagian atasnya. Nekara dengan berhiaskan patung katak berfungsi untuk upacara meminta hujan. Sedangkan nekara yang terdapt lukisan perahu digunakan untuk menghantarkan jenazah. Banyak ditemukan di Sumatra, Jawa, Bali, Selayar, Roti, dan Kepulauan Kei.
2) Kapak corong
Kapak corong adalah kapak yang bagian atasnya berbentuk corong yang berguna untuk memasukkan tangkai kayu. Banyak ditemukan di Sumatra Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Selayar dan dekat danau Sentani, Papua.
3) Candrasa
Candrasa adalah kapak corong yang satu sisinya memanjang. Candrasa ini biasanya digunakan sebagai tanda kebesaran dan alat upacara saja. Banyak ditemukan di Yogyakarta dan Roti.
4) Bejana Perunggu
Bejana perunggu berbentuk bulat panjang, ditemukan di Sumatra dan Madura.
5) Arca-arca perunggu
Arca-arca dari zaman perunggu ini berupa arca manusia dan binatang. Arca-arca tersebut ditemukan di Bangkinang (Riau) dan di Limbangan (Bogor)
6) Gerabah
Pada zaman logam telah mencapai tingkat yang lebih maju dengan macam-macam hiasan. Gerabah sering digunakan untuk menyimpan hasil panen dan keperluan rumah tangga. Gerabah di temukan di Gilimanuk (Bali), Leuwiliang (Bogor), Anyer (Jawa Barat), dan Kalumpang (Sulawesi Selatan
7) Benda-benda besi
Penemuan benda-benda besi berbeda dengan benda perunggu lainnya. Jumlah benda ini sangat terbatas. Seringkali benda-benda besi di temukan sebagai bekal kubur. Benda-benda besi yang ditemukan tersebut berupa: mata kapak, pisau, sabit, pedang, gelang-gelang besi, mata tombak, dan sebagainya. Ditemukan di Besuki (Jawa Timur)
b. Teknologi
Benda-benda perunggu yang ditemukan dari zaman logam dibuat dengan menggunakan 2 teknik, yaitu:
 Teknik Bivalve (Setangkap)
Teknik ini menggunakan 2 cetakkan yang dirapatkan. Cetakan terbuat dari tanah liat yang dikeringkan,dibakar, dan diberi lubang yang berfungsi untuk memasukkan cairan logam. Setelah cairan logam dingin, cetakkan dibuka. Cetakan ini dapat dipergunakan berkali-kali.
 Teknik A cire Perdue (Cetakan lilin)
Teknik ini diawali dengan membuat bentuk benda logam dari lilin yang berisi tahah liat sebagai intinya. Setelah itu diberi lubang dan dijemur agar mengeras kemudian dibakar. Masukkan cairan logam tunggu hingga dingin. Cara mengeluarkannya dipecah. Sehingga cetakan tadi hanya bisa dipakai satu kali saja.
TABEL KEBUDAYAAN ZAMAN LOGAM
Hasil kebudayaan Cara hidup Pendukung
 Kapak corong
 Candrasa
 Nekara
 Bejana perunggu
 Arca-arca perunggu
 Gerabah
 Benda-benda besi  Hidup menetap diperkampungan
 Berladang
 Ada pembagian kerja
 Menguasai ilmu perbintangan
- Pelayaran
- Perdagangan
- Pertanian
 Menguasai pelayaran dengan perahu bercadik  Deutro Melayu 500 SM. Keturunannya: Suku Jawa, Suku Bali, Suku Bugis, Suku Madura